Hi guys, bersyukur buat setiap kasih setia Tuhan yang aku
rasakan hari ini. Di sini, aku mau berbagi beberapa hal yang aku alami.
Semua orang memiliki masalah. Yap, itu benar. Komposisi
setiap masalah itu berbeda-beda dan sudah diatur sebenarnya di Alkitab bahwa
kapasitas masalah yang dimiliki berbeda-beda juga. Kenapa? Karena Tuhan tahu
masalah yang dipegang orang tersebut tidak boleh melebihi kekuatan mereka.
Dalam benakku, sempat aku berpikir, apa benar seperti itu? Pertanyaan itu
mengusik hati dan pikiranku. Aku berada di suatu titik di mana aku benar-benar
lelah dengan semua yang terjadi. Semua masalah itu menumpuk dan menjadi beban
yang berat. Pundakku tidak bisa menahan semua itu. Pikiranku terganggu, resah,
gelisah, takut, cemas dan mulai bertanya kapan semua ini berakhir. Aku sadar
aku adalah salah seorang yang memiliki koping yang tidak efektif ketika aku
menghadapi suatu masalah. Tembok yang ada di depanku terasa begitu tinggi.
Mungkinkah aku bisa melompati tembok itu? Bisakah aku melewatinya? Seberapa
besar kekuatanku? Terlalu banyak hal yang ada dalam pikiranku ini dan tanpa aku
sadari, hal itu mengganggu kesehatanku.
Apakah keadaanku berubah ketika aku hanya memikirkan semua itu? Tidak,
semua hal yang kupikirkan itu malah membuatku semakin gugup menghadapi hidup.
Dalam kegelisahan itu, aku teringat ayat yang terdapat di Mazmur. Tuhan adalah
kekuatanku dan kota bentengku. Dialah yang memelihara hidupku. Apakah yang
perlu kutakutkan? Kasih-Nya yang besar melingkupiku. Dalam keterpurukkan itu,
aku tersadar bahwa aku adalah anak-Nya. Yang dikasihi-Nya. Dia ingin berbicara
padaku. Dia ingin aku berbagi dengan-Nya. Dia ingin aku percaya pada-Nya. Dia
ingin aku menyerahkan beban yang berat itu. Dia ingin aku selalu di dekat-Nya
sama seperti Dia yang selalu didekatku. Dia ingin aku tidak mengandalkan
diriku. Dia tidak ingin aku melangkah sendiri. Dia tidak ingin aku menggunakan
kekuatanku. Dia tidak ingin aku mengabaikan-Nya. Dia tidak ingin aku tersesat.
Dia tidak ingin aku jatuh bahkan terlalu dalam. Dia tidak ingin aku dalam
keterpurukan. Dia tidak ingin aku menghakimi diriku sendiri. Tapi, yang Dia
inginkan adalah bahwa aku tahu kalo Dia tetap mengasihiku, apa adanya, tanpa
batas, tidak terukur waktu, dan tidak pernah berubah.
Aku sangat bersyukur karena kebaikan-Nya. Dan hanya bisa
bersyukur.
No comments:
Post a Comment